google translate

WELCOME

it's me... ^_^

SINDROM EAGLE

Sinonim:
1. sindrom perpanjangan processus styloideus arteri carotis,
2. sindrom stylohyoideus,
3. neuralgia processus styloideus.

Definisi:
Pertumbuhan berlebihan dari prosesus sendiri atau akibat penulangan prosesus dari ligamentum styloideus.


Sejarah
Tahun 1652: Sindrom ini pertama kali dilaporkan oleh ahli patologi anatomi Marchetti dari Padua
Tahun 1870 dan 1872: kumpulan gejala penyakit ini diperkenalkan oleh Lucke dan Weinlecher
Tahun 1937: Eagle, ahli otolaringologi dari Universitas Duke, mendeskripsikan penyakit ini.


Anatomi
Menurut Tena Djuartina (2007), processus styloideus adalah tulang yang berkembang dari tulang temporal dan terletak di bagian depan foramen stylomastoid.

Panjang processus styloideus bervariasi antara 2-3 cm. Pada 2-7% populasi, panjangnya lebih dari 3 cm.

Bentuk tulang ini menonjol, panjang, dan silinder. Terletak di anteromedial dari prosesus mastoideus. Tulang ini bergabung di bagian inferior dari tulang temporal yang berbentuk piramid. Bagian yang berbentuk silindris meruncing terdapat di bagian puncaknya.

Processus styloideus merupakan tempat berorigo tiga otot:
1. Otot stylopharyngeus yang terdapat di bagian dasar
2. Otot stylohyoideus yang terdapat di bagian tengah
3. Otot styloglossus yang terdapat di bagian apex atau bagian yang bengkok dari processus styloideus.

Ada dua ligamentum yang terdapat di processus styloideus, yaitu:
1. Ligamnetum yang terdapat di bagian bawah sudut origo otot styloglossus ke sudut rahang bawah
2. Ligamentum stylohyoideus, berhubungan dengan ujung bawah processus styloideus yang mengangkat kornu minor tulang hyoid.

Embriologi:
Processus styloideus, ligamentum stylohyoideus, dan kornu minor tulang hyoid berasal dari kartilago Reichert's yang berkembang dari lengkung branchial kedua.

Penyebab:
Penyebab perpanjangan processus styloideus belum sepenuhnya diketahui, namun ada sedikitnya ada tiga hipotesis:
1. Kongenital, berkaitan dengan persistensi kartilago stylohyoideus.
2. Kalsifikasi ligamentum stylohyoideus
3. Pertumbuhan jaringan tulang yang berinsersio di ligamentum stylohyoideus, ada juga yang berpendapat bahwa kartilago yang menetap (persistent) pada tulang temporal dapat menyebabkan pertumbuhan tulang.


Patofisiologi (Riwayat Perjalanan Penyakit)
Mekanisme patofisiologi sindrom Eagle adalah sebagai berikut:
1. Fraktur traumatik processus styloideus yang menyebabkan proliferasi jaringan granulasi yang mungkin menekan tempat sekitar struktur.
2. Penekanan yang bersebelahan dengan saraf glossopharyngeus, cabang bawah trigeminal, korda timpani.
3. Kemunduran dan pembengkakan di insersi tendo stylohyoideus yang disebut insersi tendinosis.
4. Iritasi mukosa pharyngeal yang secara langsung menekan atau terbentuknya jaringan parut setelah tonsilektomi (yang melibatkan saraf cranial, saraf V, VII, IX, dan X)
5. Mengenai pembuluh darah carotis yang menyebabkan iritasi saraf simpatis di sarung arteri.

Klasifikasi dan Manifestasi Klinis:
Eagle telah membagi penyakit ini menjadi dua kelompok:

A. Sindrom klasik yang didapatkan setelah tonsilektomi yang memberi gejala-gejala karena menyatunya saraf glosofaringeus dengan jaringan parut atau penulangan.


Kumpulan gejalanya antara lain:
1. nyeri yang menetap (persistent) di daerah faring
2. nyeri alih ke telinga di sisi processus styloideus yang memanjang
3. peningkatan saliva (air ludah)
4. sulit menelan
5. rasa tersumbat
6. sakit kepala/pusing
7. nyeri bertambah saat leher digerakkan berputar
8. nyeri saat lidah berekstensi (memanjang/menjulur)
9. perubahan suara
10. sinusitis

B. Sindrom arteri carotis prosesus styloideus, yaitu sindrom akibat stimulasi (perangsangan) saraf simpatis ke dinding arteri karotis juga arteri karotis interna dan arteri karotis eksterna yang tidak berhubungan dengan tonsilektomi, rasa sakitnya dirasakan sepanjang distribusi arteri karotis.


Kumpulan gejalanya antara lain:
1. Caratodynia
2. Sakit kepala yang terus menerus, terutama di daerah frontal  
    atau temporal
3. Otalgia (sakit/nyeri telinga)


Penegakan Diagnosis:
1. Pemeriksaan radiografi panoramik
2. Anamnesis riwayat nyeri pada leher, nyeri tenggorokan, dan nyeri
    wajah yang berulang
3. Perabaan tulang styloideus di fossa tonsilaris
4. Pencitraan imaging (gambaran tiga dimensi)tomography


Terapi:
1. Pada prinsipnya adalah operasi.
   Operasi dapat intraoral atau ekstraoral
   Beberapa ahli lebih memilih ekstraoral karena sedikitnya risiko
   kontaminasi di daerah leher.
2. Tanpa operasi, yaitu dengan pemberian obat anti inflamasi non
    steroid (nonsteroidal anti-inflammatory drug,
    biasa disingkat NSAID)
3. Penyuntikan steroid

Komplikasi saat operasi:
trombosis arteri karotis interna


Diagnosis Banding
1. Nyeri faringeal akibat radiasi pada telinga, wajah, atau leher
2. Neuralgia saraf kranial (yaitu nervus V atau nervus IX)
3. Neuralgia geniculatum primer
4. Penyakit sendi temporomandibular
5. Faringotonsilitis kronis
6. Impaksi (tidak keluarnya) gigi molar
7. Tumor dasar lidah
8. Penyakit glandula saliva
9. Otitis
10. Sindrom kelainan otot wajah temporomandibular
11. Neuralgia sphenopalatina


Tahukah Anda?
1. Istilah sindrom (syndrome) berarti suatu pola gejala yang mengindikasikan/menunjukkan penyakit tertentu (a pattern of symptoms indicative of some disease). Singkatnya, sindrom merupakan kumpulan gejala.

2. Hal-hal yang menarik dari Sindrom Eagle:
   a. Dapat terjadi unilateral (satu sisi) atau bilateral (dua sisi)
   b. Nyeri tidak ditemukan pada semua kasus.
   c. Saraf yang mungkin terkena adalah saraf V, VII, IX, dan X.
   d. Nyeri dari distribusi saraf trigeminus bermanifestasi saat membuka dan menutup mulut.
   e. Terkadang didapatkan nyeri kerongkongan yang berulang, odynophagia (nyeri saat menelan makanan),  dan sensasi tubuh yang tidak menyenangkan pada sindrom Eagle.

Referensi

1. Howe David, Jindal Mudit, Ahmad Ijaz, Shortridge. Eagle's Syndrome-case Report. Case Rep Clin Pract Rev, 2004; 5:193-196.

2. Restrepo Santiago, Palacios Enrique, Rojas Rafael. Eagle's Syndrome Imaging Clinic. J.Ear, Nose, Throat, Oct 2002:1-3.

3. Slavin Konstantin V. Eagle Syndrome: Entrapment of The Glossopharyngeal Nerve? Case Report and Review of The Literature. Journal of Neurosurgery. Vol. 97 No. 1 July 2002:1-2.

4. Tena Djuartina. Sindroma Eagle's Penyebab Nyeri Kranioservikal. Maj. Kedokt. Damianus. Vol.6.No.3 Sept 2007:209-213.

Sumber gambar:
http://www.catscanman.net/blog/?p=187

Tentang Penulis:

Dito Anurogo is a member of International Federation of Medical Students' Associations (IFMSA) and Center for Indonesian Medical Students' Activities (CIMSA).


Mutiara Kehidupan:
Nyeri/luka pada tubuh dapat sembuh, tapi nyeri/luka pada hati (terutama karena kata-kata) sulit diobati.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered By Blogger | Portal Design By Vikas bhardwaj's Blog